Raup Omset Besar, Begini Cara Memulai Bisnis Ternak Ayam
Wednesday, February 12, 2020
Add Comment
Hallo Sobat Kakceng, pada kesempatan kali ini mimin akan share informasi penting tentang bagaimana cara memulai bisnis ternak ayam. anda bisa memulai bisnis anda dengan ternak ayam petelur, ternak ayam bangkok, ternak ayam potong,ternak ayam joper, ternak ayam jawa super, ternak ayam jawa, ternak ayam kalkun, ternak ayam hutan, ternak ayam hias.
Ternak ayam adalah merupakan salah satu bisnis yang sangat
mengiurkan dan menguntungkan. Bagaimana tidak, ayam menjadi salah satu makanan
yang sangat favorit dan paling dibutuhkan setiap orang. Maka dari itu anda
jangan takut rugi apbila sudah terjun ke bisnis satu ini.
Walaupun banyak keuntungan yang didapat dari ternak ayam, namun
ternyata masih banyak yang bingung dan enggan untuk terjun ke bisnis ini. Sebagian
besar dari masyarakat Indonesia khususnya anak-anak muda menganggap usaha ini
sangat tidak ngetren, dan bergengsi bila di bandingkan kerja kantoran.
Kalau pemikiran ini terus dipertahankan lama-lama, produksi
ayam maupun telur lokal bisa tergerus, tergantikan produk luar. Padahal ayam
merupakan komoditas yang paling dibutuhkan selain beras bahkan bisa jadi ayam
bisa menjadi bahan pokok hehe..
Berikut mau memberitahukan langkah-langkah cara memulai
ternak ayam yang mudah dan gak ribet seperti yang dibayangkan. Semoga saja kamu
bisa berubah pikiran untuk terjun ke bisnis satu ini.
Cara memulai ternak ayam
Nah, Bila Anda ingin terjun menjadi seorang peternak ayam
bukan hal mudah. Anda harus mengetahui beberapa hal agar bisa sukses dalam
terjun dalam ternak ayam. Entah itu ternak ayam petelur, ternak ayam Bangkok,
ternak ayam potong, ternak ayam joper, ternak ayam jawa super, ternak ayam
jawa, ternak ayam kalkun, ternak ayam hutan, dan ternak ayam hias.
1. Persiapkan lahannya
Persiapkanlah lahan anda untuk beternak. Besar kecilnya
lahan haruslah anda sesuaikan dengan jumlah ayam yang ingin anda ternak. Sebab bukan
manusia saja yang butuh kenyamanan, ayam pun juga butuh dalam kenyamanan hidup.
Saat ayam anda merasakan tak nyaman maka dampak negatifnya
bisa stres dan yang paling parah bisa menyebabkan angka kematian pada ayam.
Penjelasan ilmiahnya, lahan yang sempit bahkan sampai berdesak-desakan bikin
kadar amonia di dalam ayam meningkat. Peningkatan amonia bikin ayam malas
makan.
Meski belum ada ukuran ideal untuk lahan, tapi ada yang
menyebut setiap 1 m2 ideal untuk 8-12 ayam.
Pastikan lahan yang kamu miliki jauh dari permukiman, dengan
jarak ideal sekitar 200 meter. Tujuannya untuk mengurangi risiko penularan
penyakit oleh unggas. Jadi ternak ayam rumahan sangat tidak dianjurkan oleh
pemerintah.
2. Buat kandang sesuai jenis ayam yang diternak
Setelah lahan, jangan lupa mempersiapkan kandangnya.
Setidaknya ada tiga jenis kandang yang paling populer untuk ternak ayam.
Pertama ada sistem REN, sistem postal, dan sistem baterai.
Kandang REN ini berbentuk kandang terbuka tidak ada atapnya
yang kemudian diberikan pagar. Tapi gak semuanya terbuka, ada sebagian yang
diberikan atap untuk ayam berteduh.
Kandang dengan jenis ini umumnya digunakan untuk ternak ayam
kampung, karena ayam kampung sejatinya senang berjalan-jalan di tempat terbuka.
Kemudian ada sistem postal, yaitu kandang tertutup tanpa
sekat, tapi alasnya diberikan sekam padi. Sekam ini bertujuan untuk mengurangi
bau yang diakibatkan oleh kotoran ayam. Bentuk kandang ini cocok untuk ternak
ayam potong.
Dan, terakhir kandang baterai, yang tidak memerlukan lahan
yang begitu luas untuk membangunnya.
Karena kandang jenis ini bentuknya bertingkat, bukan
mendatar seperti kandang lainnya. Umumnya dibuat 3-4 tingkat, kemudian satu
ayam mendapatkan satu tempat yang telah disekat.
Bentuk kandangnya dibikin miring ke depan yang tujuannya
untuk mempermudah menggelindingkan telur yang ditetaskan oleh ayam. Biasanya
digunakan untuk ayam-ayam petelur.
Untuk materialnya, kandan ayam biasanya dibuat menggunakan
kayu, bambu, dan juga alumunium. Tergantung dari budget yang kamu miliki.
Rata-rata sih untuk biaya kandang bisa dibuat dengan harga Rp 5 juta sampai Rp
10 juta.
3. Beli bibit ayam yang berkualitas
Untuk menjadi juragan ternak ayam sesungguhnya, tentu kamu
harus punya ayamnya dong. Nah, kalau kamu baru mulai beternak, lebih baik untuk
membeli DOC yang berkualitas.
DOC merupakan anakan ayam yang baru lahir dan umurnya di
bawah 10 hari. Pilih DOC yang berasal dari indukan yang sehat dan terbebas
penyakit.
Karena kualitas indukan itu juga memengaruhi kualitas
anakan. Kalau bisa, DOC diberikan vaksin dahulu agar terbebas dari penyakit dan
stres tentunya.
DOC bisa diperoleh di industri-industri ayam yang terkenal
seperti Japfa dan Charoen Pokhpand. Harganya kalau dilihat di Tokopedia, dengan
Rp 900.000 kamu sudah bisa mendapatkan 100 ekor DOC.
4. Pakan
Pakan ayam menjadi salah satu penentu keberhasilan ternak.
Pakan yang berkualitas tentu bakal menghasilkan ayam yang sehat. Ada banyak
pilihan pakan ayam yang bisa dijadikan referensi, mulai dari biji jagung,
pelet, dedak, dan pur.
Pakan-pakan tersebut bisa dengan mudah kamu dapatkan di
toko-toko unggas, koperasi peternakan, atau di online shop. Harga pakan pur
untuk satu kilogram di Tokopedia dijual seharga Rp 9.500 aja, bahkan ada yang
lebih murah.
Tapi, jangan cuma dikasih makan, dikasih vitamin dan vaksin
supaya terbebas dari penyakit.
5. Persiapkan hal-hal lain yang dibutuhkan
Terakhir, kamu harus mempersiapkan hal-hal pendukung
lainnya, seperti misalnya listrik untuk menerangi kandang, air untuk minumnya
dan lain-lain. Yang terpenting juga ketersediaan orang untuk mengurus ternakmu,
seperti memberi pakan sampai membersihkan kandang.
Kalau kamu bisa mengurus sendiri mungkin bakal lebih hemat,
tapi kalau kamu gak bisa mengurusnya dan membutuhkan bantuan orang, siap-siap
rekrut pegawai yang berpengalaman tentunya.
Ternak ayam petelur
Hampir di setiap dapur atau kulkas di rumah-rumah sedia
telur. Karena makanan olahan telur mengandung kandungan protein yang baik untuk
kesehatan tubuh.
Karena tingginya minat masyarakat terhadap telur, maka
memilih beternak ayam petelur menjadi pilihan bisnis yang menjanjikan. Risiko
mengalami kerugiannya bakalan minim, pasti ada saja yang bakal beli telur hasil
ternakmu.
Perkiraannya sih setiap 100 ekor ayam petelur, akan
menghasilkan setidaknya 6 kilogram telur per harinya. Harga satu kilogramnya
saja saat ini sekitar Rp 24 ribu – 25 ribu, berarti per harinya kamu bisa
mendapatkan Rp 150 ribu. Kalau sebulan berarti jadi Rp 4.500.000.
Keuntungan lainnya adalah ketika ayam sudah tidak mampu
memproduksi telur lagi, ayam tersebut bisa dijual untuk dimanfaatkan dagingnya.
Sementara kerugiannya, kamu harus siap menghadapi harga
telur di pasaran yang berubah-ubah. Kadang harganya tinggi, tapi kadangkala
juga jatuh.
Ternak ayam potong (broiler)
Ayam potong atau broiler juga sama menggiurkannya dengan
ayam petelur. Daging ayam menjadi sumber protein yang terjangkau bagi
masyarakat ketimbang daging sapi. Segudang keuntungan juga bisa didapatkan oleh
peternak.
Keuntungan pertama adalah permintaan pasar bakal selalu ada.
Beda seperti daging sapi atau kambing yang karena harganya mahal, dia lebih
bersifat musiman.
Selain itu, perawatannya dinilai lebih simpel dan praktis.
Cukup dikasih makan setiap hari, dibersihkan kandangnya, vaksin, sampai masa
panennya tiba. Masa panen ayam dari bibit hingga siap dipanen biasanya
memerlukan waktu sekitar 2 bulan atau sampai bobot ayam melebihi 1 kilogram.
Kerugiannya, kamu harus menunggu waktu yang lama untuk dapat
menikmati keuntungannya. Kemudian, harga pasar yang berubah-ubah juga bikin
peternak was-was mengalami kerugian.
Ternak ayam kampung
Beternak ayam kampung dinilai lebih menguntungkan ketimbang
ayam potong. Karena harga jualnya bisa dua kali lipat lebih tinggi di pasaran.
Meski dagingnya sedikit dan lebih alot, tapi kandungan gizinya ayam kampung
lebih sehat ketimbang ayam broiler.
Kemudian yang menyebabkan ayam kampung lebih mahal adalah
karena biaya perawatannya yang membutuhkan banyak waktu dan juga memerlukan
banyak pakan. Jika ayam broiler masa panennya sekitar dua bulan, ayam kampung
bisa mencapai lima bulanan.
Yang memuaskan adalah saat masa panennya. Kamu bisa
mendapatkan keuntungan yang melimpah bila dibandingkan menjual ayam broiler.
Jika ayam broiler dijual RP 35 ribu – Rp 40 ribu, ayam kampung bisa Rp 50 ribu
– Rp 80 ribuan.
Memasarkan hasil ternak ayam
Tujuan utama beternak adalah untuk mendapatkan keuntungan.
Nah, caranya adalah dengan menggunakan beragam strategi pemasaran.
Pemasaran yang paling tradisional adalah dengan menjualnya
ke pasar. Pasar sebagai tempat bertemunya berbagai macam hasil ternak dan panen
menjadi area yang menggiurkan bagi setiap peternak.
Kedua, kamu bisa menjualnya dari mulut ke mulut. Bisa dijual
ke tetangga atau ke saudara. Tentunya harga jualnya bisa lebih mahal ketimbang
kamu jual ke tengkulak di pasar.
Ketiga, membuat olahan sendiri menjadi cara jitu untuk
meningkatkan harga jual suatu produk. Kalau kamu beternak ayam, misalnya, bisa
membuat makanan olahan seperti ayam goreng atau ayam bakar.
Itulah penjelasan sedikit tentang cara memulai ternak ayam
dan keuntungannya buat kantong pribadimu.
Meski menggiurkan, kini usaha beternak mulai ditinggalkan
oleh anak-anak muda. Karena dinilai sebagai bidang pekerjaan yang kurang
bergengsi. Tapi bisnis ayam ini gak bakalan punah sampai kapanpun.
Artikel terkait:
- ternak ayam,
- ternak ayam petelur,
- ternak ayam bangkok,
- ternak ayam potong,
- ternak ayam joper
- ternak ayam jawa super
- ternak ayam jawa
- ternak ayam kalkun
- ternak ayam hutan
- ternak ayam hias
0 Response to "Raup Omset Besar, Begini Cara Memulai Bisnis Ternak Ayam"
Post a Comment